Senin, 09 Maret 2009

Bekasi Raya: HUT Kabupaten Bekasi ke 58 Masih Banyak Yang Perlu Dibenahi

Bekasi Raya, LAPUT Edisi 18 Agustus 2008
LAPUT
HUT Kabupaten Bekasi ke 58
Masih Banyak Yang Perlu Dibenahi
KABUPATEN BEKASI Saat ini memasuki usianya yang ke 58 tahun. Usia yang tergolong tua dan saat ini sedang giat-giatnya membangun. Hanya saja Usia ternyata tidak berbanding lurus dengan kenyataan di lapangan. Masih mudah kita temui beragam ketimpangan dan masalah pembangunan di Bumi para Pejuang ini.
Kemiskinan masih bercokol diangka 111.277 KK dari total penduduk 1.950.209 jiwa. Di ranah pendidikan masih terdapat 220 Sekolah Dasar yang rusak parah atau 1320 ruang kelas. Angka putus sekolah sebesar 16.000 anak. Terdapat 1300 anak yang menderita gizi buruk. Belum lagi penyebaran penyakit menular seperti Kaki Gajah (Filaris) sebesar 83 orang dan 150 orang yang terinveksi dan dinyatakan endemic menempatkan Kabupaten Bekasi diposisi tertinggi se Jawa Barat. Penderita penyakit Lepra juga mengalami peningkatan dari 257 orang pada tahun 2007 menjadi 352 orang tahun 2008. Tercatat 229 orang pengidap HIV/AIDS.
Masalah lainnya adalah sarana irigasi yang menyebabkan ribuan petani selalu merugi setiap tahunnya. Kekurangan air bersih juga sampai saat ini masih dirasakan oleh warga Kabupaten Bekasi yang tinggal di wilayah pinggiran bagian utara seperti Muara Gembong, Babelan dan Tarmajaya, serta pinggiran selatan semisal Bojongmangu dan Setu. 3000 Perusahaan yang ada tidak mampu menyerap keseluruhan tenaga kerja sehingga menyisakan sekitar 100.000 penganggur.
Realitas di atas merupakan sebuah ironi, mengingat usia Kabupaten Bekasi yang ke 58 tahun. Menurut Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, Syamsul Falah, hal ini tidak bisa dilihat secara parsial, sebab lambatnya pembangunan di Kabupaten Bekasi juga diakibatkan dari konsep pembangunan sebelum pemekaran yang tersentral di satu wilayah yang saat ini disebut Kota Bekasi. Akibatnya, daerah Kabupaten Bekasi jauh tertinggal dari anaknya, yaitu Kota Bekasi.
Meskipun masih banyak masalah disana-sini tapi dinamika pembangunan mulai mengeliat. Tahun ini terdapat lojakan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dari 156 Milyard pada tahun 2007 menjadi 185 Milyard. Sedangkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar 1,5 Trilyun yang diperoleh dari Pajak, bagi hasil pajak, Migas, bagi hasil Migas, Dana Alokasi Khusus dan Dana Alokasi Umum. APBD tersebut diperuntukan untuk menjalankan proses pembangunan di Kabaupaten Bekasi.
Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, Syamsul Falah, mengatakan bahwa perubahan wajah Kabupaten Bekasi terlihat cukup mencolok pada 3 tahun ini. Terjadi peningkatan jalan sebesar 15 persen dan infrastruktur 13 persen. Salah satunya adalah pembangunan jembatan layang di pintu tol Cikarang Barat, pembangunan jalan tembus dari Taruma Jaya ke Batu Jaya Karawang sepanjang 32 Kilometer, serta jembatan penghubungnya. Jalan ini, kata Syamsul, akan membuka akses transportasi daerah utara Bekasi yang selama ini seperti terisiolasi. Diharapkan jalan ini nantinya dapat meningkatan pertumbuhan ekonomi di daerah utara. Rencananya, sambung Syamsul, juga akan dibangun jalan tol Tanjung Priok – Cibitung. “Akses transportasi industri yang ada di Cibitung dan Cikarang akan sangat terbantu” ujar Syamsul ketika ditemui di gedung DPRD Kabupaten Bekasi, Kamis, (14/08). “Sumber Daya Alam Kabupaten Bekasi berupa Minyak dan Gas, bisa menjadikan Bekasi sebagai kota industri dan migas terbesar di Pulau Jawa jika dikelola secara baik” ujar Syamsul.
Bedasarkan data yang ada, di Kabupaten Bekasi daerah utara memiliki cadangan minyak bumi sebesar 195 Milyard Barel, sedangkan Gas bumi mencapai 19 BSCF yang diperkirakan tidak akan habis dieksplorasi sampai 30 tahun mendatang, angka ini setara dengan blok Cepu. Migas tersebut tersebar di 7 blok yaitu ; Sasak, Ranca Jawa dan Pondok Tengah Utara (Kecamatan Muaragembong), Blok Pondok Makmur (Kecamatan Cabang Bungin), Blok Tegal Pancing (Kecamatan Sukatani). Sedangkan dua blok lainnya sudah dimulai diekspolasi yaitu Pondok Tengah dengan kapasitas produksi 2000 barel minyak mentah perhari dan Lapangan Tambun (30 sumur) Kecamatan Babelan 12.000 barel/hari. Di Blok Pondok Tengah sendiri cadangan minyaknya mencapai 35 MMFCS (Million Matrix Standard Cubik Feet). Potensi ini sebagian sudah dikelola oleh BUMD milik Pemkab Bekasi, PT. BBWM, dan menyumbang PAD sebesar 6,7 Milyard pada tahun 2007.
Lebih lanjut Syamsul memaparkan, bahwa arah pembangunan tidak boleh meninggalkan sektor pertanian yang saat ini mulai terancam dengan derasnya arus industrialisasi. Perencanaan tata ruang yang komperhensif diperlukan mempertahankan daerah pertanian dan ruang terbuka hijau. Ekonomi kerakyatan, kata Syamsul, juga menjadi pondasi perekonomian Kabupaten Bekasi, hanya saja sector ini belum digarap secara serius. Kelemahan dalam hal penyusunan data menyebabkan terhambatnya program pembangunan. “tahun ini diharapkan semua data mulai dari angka kemiskinan, potensi ekonomi, UKM dan lainnya harus segera selesai. Sehingga tahun 2009 mendatang kita sudah mulai melakukan program pemberdayaan masyarakat” pungkas Syamsul.
Sementara itu, Bupati Bekasi, Sa’aduddin, mengakui banyak hal yang menjadi pekerjaan rumah Pemerintahan Kabupaten Bekasi, dirinya berjanji akan terus melakukan perbaikan dan peningkatan disemua sektor. Pendidikan, kata Bupati, menjadi salah satu contohnya, terdapat peningkatan dengan mengalokasikan anggaran sebesar 20 persen dari APBD. Siswa Sekolah Dasar tidak dikenakan biaya uang gedung dan Biaya Bulanan. “targetnya tahun 2010 sudah tidak ada lagi sekolah yang rusak” ujar Sa’aduddin saat ditemui disela-sela deklarasi pemilu damai, Sabtu (16/08).
Untuk melakukan upaya pemerataan pembangunan yang selama ini dinilai terdapat ketimpangan antara utara dan selatan, Pemkab saat ini sedang mengkaji pemekaran daerah Kabupaten Bekasi. Jika layak dan memungkinkan, kata Sa’aduddin, pemekaran diharapkan dapat mempercepat peningkatan ekonomi masyarakat Kabupaten Bekasi.
Namun program pembangunan tidak akan maksimal jika aparat pemerintah sebagai pelaksana tidak bekerja secara maksimal. Pembenahan sistem menejemen dilingkungan Pemda terus diupayakan. Sa’aduddin berjanji akan menindak bawahannya jika didapati tidak bekerja secara baik. “kami berharap agar seluruh masyarakat juga berperan aktif dalam proses pembanguan Kabupaten Bekasi” pungkasnya. (JU-16)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar